Apakah penjelajahan waktu dapat dilakukan? Ini penjelasan ilmiahnya
Gambar Mekanisme Wormhole (http://www.ancient-code.com)
Kita semua sesungguhnya sedang
menjelajah waktu. Tahun lalu, saya menjelajahi waktu selama 1 tahun dan
begitupun anda. Dengan kata lain kita menjelajahi waktu “sebanyak” 1 jam selama
1 jam. Tapi yang sesungguhnya akan kita jawab pada postingan ini adalah
“dapatkah kita menjelajahi waktu lebih cepat atau lebih lambat dari 1 jam per
jam?” atau dapatkah kita menjelajahi waktu di masa lalu, misalnya mundur 2 jam
per jam, atau 10 atau 100 tahun per tahun?
Memikirkan topik menjelajahi waktu
adalah hal yang sangat membingungkan. Bagaimana jika kita kembali pada masa
lalu dan mencegah ayah dan ibu kita bertemu? Yang secara otomatis kita tidak
mungkin terlahir. Tetapi jika kita tidak pernah terlahir, kita tidak akan bisa
kembali ke masa lalu dan mencegah ibu dan ayah kita untuk bertemu.
Pertama, mari kita bahas mengenai penjelajahan waktu
ke masa depan.
Ilmuan besar abad ke-20, Albert
Einstein mengembangkan suatu teori yang disebut Relativitas Khusus. Teori yang
telah dibuktikan kebenarannya ini mengatakan bahwa ruang dan waktu merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, sehingga disebut space-time (ruang-waktu). Menurut Einstein, keduanya tidak dapat
dipisahkan karena keduanya merupakan sesuatu yang sama. Mengapa Einstein
menarik kesimpulan demikian? Kita mungkin akan membahasnya di postingan lain
mengenai apa itu ruang dan bagaimana hubungannya dengan waktu. Ruang yang
dimaksud di sini bukan hanya ruang kelas atau kamar yah? Tapi ruang yang
ditempati semesta kita ini, jadi dimanapun kalian berada, kalian seharusnya masih
berada dalam ruang-waktu. Jadi, mulai dari sini kita akan menggunakan istilah
ruang-waktu untuk mendefinisikan ruang atau ‘wadah’ atau ‘kamar’ semesta.
Relativitas Khusus Einstein
juga mengatakan bahwa sesuatu yang mengejutkan akan terjadi saat kamu bergerak
melalui ruang-waktu, khususnya saat kecepatanmu mendekati kecepatan cahaya.
Waktu yang kamu alami akan melambat dibandingkan orang-orang di sekitar kamu
yang bergerak dengan kecepatan normal. Saya tidak yakin kamu mengerti dengan
penjelasan ini, okelah, saya beri kamu sebuah contoh: katakanlah kamu 15 tahun
saat kamu meninggalkan Bumi menggunakan pesawat ruang angkasa dengan kecepatan
99,5% dari kecepatan cahaya (artinya, hampir 299 km/detik yang berarti jauh
lebih cepat dari kecepatan tertinggi yang kita raih saat ini), dan kamu hanya
merayakan 5 kali ulang tahunmu selama di pesawat ruang angkasa. Saat kamu
kembali ke Bumi pada usia 20 tahun, kamu akan mendapati teman kelasmu telah
berumur 65 tahun, padahal sebelum kamu berangkat kalian memiliki usia yang sama.
Hal ini disebabkan karena waktu berlalu lebih lambat bagimu, kamu hanya
menjalani 5 tahun hidupmu, sedangkan teman kelasmu telah melalui 50 tahun masa
hidupnya. Jadi, jika perjalananmu dimulai pada 2017, perjalanan tersebut hanya
membutuhkan waktu 5 tahun untuk tiba di tahun 2053, hal ini disebut sebagai
Paradoks Kembar. Mengapa waktu yang kamu alami bisa lebih lambat dibanding
waktu orang lain? Bagaimana kecepatan gerak dapat mempengaruhi waktu yang
dialami seseorang? Kita akan menjawab pertanyaan tersebut di postingan lainnya.
Banyak peneltian telah
dilakukan untuk mewujudkan penjelajahan waktu. Salah satunya untuk membuat
roket pendorong yang sedang berjalan dengan giatnya, mesin-mesin roket
mendatang akan digerakkan oleh tenaga nuklir dan akan bergerak dengan kecepatan
yang hampir mendekati kecepatan cahaya. Bahan bakar yang dibawa oleh roket
photon akan memungkinkan kecepatan roket mendekati kecepatan cahaya sedemikian
rupa, sehingga efek dari relativitas, terutama variasi waktu antara tempat
peluncuran dan kapal ruang angkasa dapat bekerja sepenuhnya. Secara teori,
kapal ruang angkasa yang diperlengkapi dengan daya dorong photon dapat mencapai
kecepatan 99% dari kecepatan cahaya. Dengan kecepatan ini batas-batas pinggiran
tata surya kita akan dapat didobrak. Namun, kita masih belum yakin apakah teknologi
tersebut dapat kita terapkan secara praktis atau tidak.
Penjelajahan waktu ke masa
depan juga dapat terjadi pada objek dalam pengaruh medan gravitasi. Einstein
memiliki teori penting lainnya yang disebut Relativitas Umum, yang memprediksi
bahwa waktu mengalir lebih lambat pada objek dalam pengaruh medan gravitasi
(seperti di sini, Bumi) daripada objek yang sangat jauh dari pengaruh medan
gravitasi. Jadi, terdapat distorsi ruang-waktu yang sangat besar di dekat black holes, dimana medan gravitasi sangat
besar. Mungkin penjelasan lebih lanjut mengenai Black Hole akan dibahas pada postingan lainnya. Jadi, apakah kita
dapat menjelajahi waktu ke masa depan dengan berada pada medan gravitasi black hole? Tampaknya hal tersebut akan
sangat sulit, karena medan gravitasi di black
hole sangat besar, jadi saat kalian berada di dalam medan gravitasinya,
tubuh kalian akan segera tercabik karena tarikan yang kuat tersebut.
Jadi, penjelajahan waktu ke
masa depan itu bukanlah hal yang mustahil, bukan sains fiksi maupun metafisika.
Hal ini sudah dapat dijelaskan secara ilmiah, namun saat ini hal tersebut belum
dapat dilakukan karena kita belum dapat membuat pesawat dengan kecepatan
medekati kecepatan cahaya, tapi kita tidak dapat menutup kemungkinan itu.
Mungkin teknologi di masa yang akan datang dapat melakukannya.
Lalu, bagaimana dengan penjelajahan waktu ke masa
lalu?
Dari
uraian di atas, penjelajahan waktu ke masa depan agaknya hampir dapat dilakukan,
lalu bagaimana penjelasan sains mengenai perjalanan waktu ke masa lalu? Penjelajahan
waktu ke masa lalu dapat dijelaskan dengan Relativitas Khusus Einstein. Kita
dapat menjelajahi waktu ke masa lalu jika kita dapat bergerak dengan kecepatan
yang lebih dari kecepatan cahaya. Sayangnya, Einstein juga memberikan batasan
bahwa tidak ada yang dapat melebihi kecepatan cahaya, sehingga perjalanan waktu
dengan metode ini mustahil dilakukan.
Penjelajahan waktu ke masa
lalu juga dapat ditemukan dalam teori Relativitas Umum Einstein. Seperti
dikatakan sebelumnya bahwa Einstein menyatukan ruang dan waktu sebagai space-time (ruang-waktu). Ruang-waktu
dapat melengkung akibat adanya massa. Hal tersebut memungkinkan adanya wormhole – sejenis terowongan melintasi
ruang-waktu yang menghubungkan bagian dari semesta yang berjarak sangat jauh. Jika
‘mulut’ wormhole bergerak *relatif
terhadap mulut yang lainnya, kemudian membentuk jembatan di antara titik yang
berbeda dalam semesta, hal itu juga akan dapat membawa penjelajah ke waktu yang
berbeda dari waktu saat penjelajah tersebut berangkat.
Bagaimanapun
masih tidak memungkinkan untuk kembali ke masa lalu pada saat wormhole terbentuk, dan mungkin hal
tersebut menjelaskan mengapa kita belum menjumpai penjelajah waktu dari masa
depan saat ini. Jika suatu wormhole terbentuk
saat Big Bang, hal tersebut memungkinkan kita untuk menjelajahi sedikit waktu
ke masa lalu dan dalam jarak yang jauh tetapi percobaan teoritis oleh Kip
Thorne menggunakan unifikasi parsial dari Relativitas Umum dengan fisika
kuantum menunjukkan bahwa wormhole yang
terbentuk secara alami yang memungkinkan penjelajahan waktu akan runtuh sesaat
setelah ia terbentuk.
Namun, hal ini tidak dapat
menyimpulkan bahwa perjalanan ke masa lalu benar-benar tidak dapat dilakukan,
kita saat ini mungkin menganggap hal tersebut mustahil, sama halnya dengan
orang-orang dahulu yang menganggap manusia yang berjalan di Bulan adalah hal
yang mustahil. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat manusia dapat
membuat wormhole buatan yang dapat
bertahan dalam waktu yang lama. Satu hal yang pasti, masih begitu banyak
‘misteri’ alam semesta yang belum terpecahkan.
-Nova
Sumber:
www.physics.org/article-questions.asp?id=131
The Fabric of The Cosmos with Brian Greene
Hawking, Stephen. Sejarah Singkat Waktu.Elex Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar